Kamis, 10 Oktober 2013

Caregiver, Perawat Penderita Demensia yang Bisa Jadi 'Pasien Kedua'

Jakarta, Demensia atau pikun kerap terjadi pada orang-orang lanjut usia (lansia). Jika sudah seperti itu, mereka pun butuh seorang pendamping atau caregiver yang membantu menjalani kegiatan sehari-hari. Dalam praktiknya, kondisi caregiver seringkali 'diabaikan' karena dokter atau anggota keluarga hanya fokus pada pasiennya.

"Kalau lansia sudah mengalami gangguan dan ada masalah juga pada caregiver-nya, itu bisa berdampak pada keduanya. Makanya caregiver itu adalah 'pasien' kedua dari lansia yang demensia," jelas Dr Ria Maria, SpKJ dari Fakultas Kedokteran UPN Veteran.

Penjelasan itu diberikan dr Ria saat menjadi pembicara di Sarasehan 'Menjadi Lansia Sehat dan Mandiri dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia' di Hotel Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2013).

Sebab caregiver rentan mengalami kejenuhan, kekesalan, cemas, lelah, bahkan depresi. "Setiap hari caregiver harus menghadapi pertanyaan yang sama, belum lagi kalau harus disalahkan karena pasien yang dirawat tadi ini pikun," imbuh dr Ria.

Nah, jika kualitas hidup caregiver tidak baik, maka kualitas hidup si pasien pun ikut memburuk karena kualitas hidup keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu sangat penting untuk turut memperhatikan keadaan fisik dan psikis dari caregiver.

Terkait kondisi psikis caregiver, dosen FK UPN Veteran ini juga menyebutkan bahwa ada penelitian yang menyebutkan bahwa caregiver umurnya lebih pendek daripada pasien yang dirawat. Terutama caregiver yang merupakan anggota keluarga berisiko lebih tinggi mengalami stres dan depresi.

"Karena mereka tidak bisa pergi menghindar. Kalau yang informal, nggak betah besoknya berhenti kerja. Apalagi caregiver yang stres itu angka kematiannya 63 persen lebih tinggi daripada yang tidak stres," papar dr Ria.

Untuk risiko depresi, caregiver wanita lebih rentan dibanding pria karena dengan menjadi caregiver kebutuhan bersosialisasi mereka terhambat. Apalagi, 75 persen caregiver adalah perempuan.

Tak hanya psikis, fisik caregiver pun bisa mengalami kemunduran setelah mereka merawat para pasiennya. Gangguan fisik tersebut bisa berupa rasa lelah, nafsu makan menurun, dan pusing. Untuk mencegah adanya gangguan psikis dan fisik caregiver, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.

"Sebelum caregiver merawat pasien, sebaiknya mereka dipersiapkan sebaik mungkin, tidak hanya pengetahuan mereka saja, tapi termasuk juga psikis dan program bantuan yang bisa diberikan padanya," kata dr Ria.

Pada dasarnya, caregiver adalah orang yang memberi bantuan melebihi batas normal atau umum (bukan perawatan biasa) pada pasien demensia. Caregiver tebagi dua macam yakni informal, biasanya anggota keluaraga. Sedangkan caregiver formal yakni caregiver profesional berbayar.

"Seorang caregiver perlu memiliki pengetahuan, kemampuan, kemauan, kesabaran, dan pengabdian. Yang penting kemauan dan kesabaran itu, ikhlas," pungkas dr Ria.

Sumber : http://health.detik.com/read/2013/10/10/135213/2383543/763/caregiver-perawat-penderita-demensia-yang-bisa-jadi-pasien-kedua

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Isi

Followers

Alt/Text Gambar
Diberdayakan oleh Blogger.